safarila.blogspot.com

WELCOME TO MY BLOG

SAFARILA.BLOGSPOT.COM
` Education
` Entertainment
- Tourism
` Culinary
` Knowledge of other General

Total Tayangan Halaman

Label


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lee Min Ho, dkk

Lee Min Ho, dkk
Boys Before Flowers

Selasa, 12 Januari 2010

SISTEM INFORMASI INDUSTRI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting dalam suatu negara. Industri konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan pembangunan, pengawasan pembangunan, manajemen konstruksi, konstruksi bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan, perdagangan, perindustrian dan transportasi.
Berbagai jenis data dan informasi merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Data dan informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan pengelolaan atau manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan dimanfaatkan secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan menampilkan informasi ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan efektif.
Makalah ini membicarakan prospek dan potensi aplikasi Teknonolgi Informasi/Sistem Informasi Geografi dalam dunia konstruksi. Ia menjelaskan fungsi teknologi informasi pada industri konstruksi, manajemen data dan penggunaan yang terkait dengan proses pembangunan dan konstruksi serta trend perkembangan teknologi informasi masa depan.










BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pengertian
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi suatu negara. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain, pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk, industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan udara, pelabuhan, jalan raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan sebagainya (Ofori, 1990).
Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan properti dan infrastruktur. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya, sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan daerah.
Aktivitas-aktivitas konstruksi mempunyai empat tingkatan utama yaitu:
a. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan,
b. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak;
c. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi disiapkan dan konstruksi lapangan dilaksanakan; dan
d. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan (Ofori, 1990).
Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus direkabentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis, permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut (Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001).
Disebabkan kemampuan ini, teknologi informasi geografis telah menjadi satu bentuk sistem informasi yang telah diterima secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan memproses data yang mempunyai rujukan geografis dengan cepat dan dengan akurasi yang tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi komputer telah memungkinkan suatu pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah pada zaman sekarang ini (Zulherman, 2002).
Bagi industri konstruksi, kelancaran suatu proyek pembangunan antara lain bergantung kepada informasi yang lengkap sejak dari tahap awal pelaksanaannya. Ia melibatkan informasi yang diperoleh dari berbagai tahapan pekerjaan semenjak dari perencanaan pembangunan sampai tahapan konstruksi di lokasi proyek serta pemanfaatan
hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan.
Dalam industri konstruksi, salah satu kemampuan utama teknologi sistem informasi geografis adalah menampilkan peta/gambar konstruksi sekaligus bersama informasi atribut-atributnya. Teknologi ini termasuk kemampuannya menunjukkan ciri-ciri terkait dengan lokasi sebenar (geografi) di atas gambar, menentukan nilai, status IMB, fungsi bangunan, material bangunan, jenis pembangunan dan lain-lain.
Kemampuannya memperbesar dan mengecilkan gambar menunjukkan keberbagaian perincian yang dapat ditampilkan dan dicetak di atas hard copy (Klosterman, R.E., 2001). Makalah ini membicarakan potensi penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi dengan memfokuskan kepada prospek dan penggunaannya. Pembicaraan ini merangkumi fungsi GIS dalam industri konstruksi, pembentukan pangkalan data yang berhubungan dengan industri konstruksi dan penggunaan GIS masa kini dan trend masa depan.

2.2. Teknologi GIS Dalam Industri Konstruksi
Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat dibagikan dalam dua jenis informasi iaitu:
a. informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi pembangunan proyek yang diperlukan pada tahap kajian awal, persiapan rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat permohonan dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (PEMDA). Penggunaan GIS di bagian ini biasanya dilakukan oleh pihak PEMDA itu sendiri. Data-data tersebut adalah seperti penzoningan kawasan, guna tanah yang direncanakan, komponen pembangunan atau komponen bangunan, utilitas, status tanah, status pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
b. informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan operasional lahan seperti jadwal kerja, pengelolaan dokumen, bahan bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini adalah khusus pada managemen proyek konstruksi yang mempersiapkan proyek dari mula hingga akhir pekerjaan konstruksi.

2.3. GIS Dalam Managemen Tapak Proyek Industri
Dalam pengelolaan proyek konstruksi, transfer informasi dan hubungan kerja yang tepat dan cepat sangatlah diutamakan yang merangkumi setiap aktivitas dan fase konstruksi. Setiap aktivitas mempunyai kaitan dengan jadual kerja dan biaya konstruksi. Sekiranya informasi mengenai suatu elemen bangunan, misalnya material atau ukuran yang tidak jelas atau tidak didapati maka penjelasan dan penyelesaian dari pihak konsultan diperlukan dalam waktu yang cepat.
Apabila tanggapan dari pihak konsultan terlambat diterima, maka akan menyebabkan pekerjaan konstruksi tertunda manakala pihak kontraktor terpaksa menanggung kerugian terhadap biaya pekerja dan peralatan yang digunakan dalam konstruksi. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan adalah kontiniu karena konsultan bertindak sebagai pengawas yang mengawasi setiap tahapan pekerjaan dan memastikan penggunaan material bangunan sesuai dokumen spesifikasi teknis. Konsultan juga memeriksa semua pekerjaan yang telah disiapkan dan menghitung kuantiti pekerjaan untuk pembayaran upah kepada pihak kontraktor.
Kepakaran pelaksanaan proyek merupakan tugas yang sangat penting dalam menentukan proyek dapat disiapkan
tepat waktu dan sesuai anggaran biaya yang telah ditetapkan. Sistem penjadualan yang efisien terdiri dari penyediaan bahan dan komponen bangunan, koordinasi aktivitas pekerjaan setiap bidang, hubungan dengan supplier bahan bangunan serta pengelolaan dana, membutuhkan banyak perhatian sesuai tahap kemajuan pekerjaan. Semua proses managemen konstruksi memerlukan dukungan pengelolaan informasi yang efektif.
Pembangunan sistem informasi adalah untuk mencapai tujuan efisiensi dan ekonomis supaya terhindar dari gangguan dan keterlambatan dalam pelaksanaan, pembaziran dana, dan sebagainya. Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan konstruksi dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan.
Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih
dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya (Moore, 1998).
Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor akan mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan kepada pengawas proyek untuk mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari pangkalan data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek dengan secepatnya. Setiap elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya langsung pada gambar bangunan.
Lokasi strategis untuk crane pengangkut material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah (command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan. Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau kualitas pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi
kemudian dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau ruang yang berkenaan.
Pada saat rapat kemajuan proyek, gambar foto atau video tersebut dapat tampilkan melalui kemampuan Hotlink yang terdapat pada software GIS yang digunakan. GIS juga dapat melakukan analisis apabila terjadinya keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang telah digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya pembangunan apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia serta selesai dalam jangkawaktu yang telah ditetapkan.

2.4. Trend Teknologi GIS Dalam Industri Konstruksi Masa Depan
Kemajuan teknologi informasi telah memberi peluang yang sangat luas bagi aplikasi GIS dapat digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan. Satu dari trend penggunaan GIS dalam industri konstruksi adalah melalui penggunaan informasi melalui alam maya – Internet. Penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi diperkirakan memberi manfaat yang besar sehingga informasi dapat ditampilkan dan diperoleh dengan berbagai cara. Melalui aplikasi Web GIS, informasi mengenai konstruksi dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa pihak seperti managemen proyek, kontraktor, developer, konsultan arsitek, pihak pemerintahan dan masyarakat melalui Internet yang kini merupakan cara berkomunikasi dan kerjasama yang sangat efektif.
Internet merupakan koleksi rangkaian komputer seluruh dunia yang memberi kesempatan untuk mendapatkan dan memakai bersama informasi di alam maya. World Wide Web (WWW) adalah satu proyek untuk mendapatkan informasi dari berbagai rangkaian komputer melalui Internet. World Wide Web juga dapat menyalurkan informasi berbentuk multimedia seperti gambar, peta, desain dan grafik dengan sangat mudah seperti mengirim teks. Internet saat ini menjadi pilihan untuk mengadakan transaksi seperti perdagangan elektronik, pendidikan elektronik, administrasi elektronik dan sebagainya. Teknologi GIS juga dapat digunakan melalui Internet dengan adanya Internet Mapping System (IMS). Informasi ruang dan atribut bisa dapat dengan mudah, cepat, efisien dan murah melalui browser yang bisa didapati secara gratis. Fungsi dasar seperti zoom-in (dekat), zoom-out (jauh), pan, hyperlink, mencapai informasi (query) bisa dilakukan dengan mudah (Yaakup, 2001).



BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Proses pembangunan dan tahapan pelaksanaan pada industri konstruksi sangat tergantung pada berbagai jenis informasi yang didapatkan dari pihak pemerintahan, masyarakat ataupun perusahaan swasta. Pemprosesan dan pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi kelebihan yang sangat luar biasa terhadap setiap pihak yang terkait dalam industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara tradisional.
Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang teratur, efektif dan menghematkan biaya. Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang informasi yang begitu pesat, penggunaan GIS diperkirakan menjadi lebih mudah, murah dan dapat memproses informasi dengan cepat. Informasi juga dengan mudah dipakai bersama oleh beberapa pihak terutama melalui Web GIS yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi GIS seperti yang terdapat pada software GIS yang beredar di pasaran.
Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu cambuk dan tantangan tersendiri bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera Barat khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih membuka mata untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi kompetisi yang lebih tajam pada masa depan terutamanya tantangan dunia global.










DAFTAR PUSTAKA


http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S3PP04.pdf

Aronoff, S. (1989). Geographical Information Systems: A Management Perspective. Pp. 39. Ottawa : WDL Publications.

Klosterman, R.E. (2001). The What If? Planning Support System. In Brail R.K. and Klosterman R.E. (eds.), Planning Support Systems. Pp. 263. Redlands, California: ESRI Press.

Moore, J. Patrick (1998). Building A Baseball Stadium Using GIS. Integral GIS Inc., Seattle, Washington.

Ofori, George (1990). The Construction Industry, Aspects of its Economic and Management. Pp. 20. Singapore: Singapore University Press.

Yaakup A.B, Zulherman, Mohd. Nuruddin Abdul Kadir, and Nuha Musa (2001). “GIS For Geohazard Assessment In Monitoring Urban Development In Klang Valley Region Malaysia.” Makalah yang dipresentasikan pada ‘CUPUM2001’ di Hawaii.

Yaakup, A., Jama’an, J., Abu Bakar, Y. and Sulaiman, S. (2001). Web-based GIS for Public Participation in Urban Planning and Management; Case Study: Klang Valley Region. Proceeding of Asia GIS 2001, Tokyo, Japan

Yaakup, A.B., Johar, F. and Yusof, I.M. (1997). Development Control System and GIS for Local Authority in Malaysia: A Case at Kuala Lumpur City Hall. Proceeding of the 5th International Conference in Computers in Urban Planning and Urban Management, Bombay, India

Zulherman. (2002). Analysis Of Flood Zone Using Geographic Information System- GIS, MSc. Thesis. Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Built Environment, Universiti Teknologi Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar