safarila.blogspot.com

WELCOME TO MY BLOG

SAFARILA.BLOGSPOT.COM
` Education
` Entertainment
- Tourism
` Culinary
` Knowledge of other General

Total Tayangan Halaman

Label


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lee Min Ho, dkk

Lee Min Ho, dkk
Boys Before Flowers

Selasa, 12 Januari 2010

SISTEM INFORMASI INDUSTRI

BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting dalam suatu negara. Industri konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan pembangunan, pengawasan pembangunan, manajemen konstruksi, konstruksi bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan, perdagangan, perindustrian dan transportasi.
Berbagai jenis data dan informasi merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Data dan informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan pengelolaan atau manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan dimanfaatkan secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan menampilkan informasi ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan efektif.
Makalah ini membicarakan prospek dan potensi aplikasi Teknonolgi Informasi/Sistem Informasi Geografi dalam dunia konstruksi. Ia menjelaskan fungsi teknologi informasi pada industri konstruksi, manajemen data dan penggunaan yang terkait dengan proses pembangunan dan konstruksi serta trend perkembangan teknologi informasi masa depan.










BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pengertian
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi suatu negara. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain, pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk, industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan udara, pelabuhan, jalan raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan sebagainya (Ofori, 1990).
Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan properti dan infrastruktur. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya, sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan daerah.
Aktivitas-aktivitas konstruksi mempunyai empat tingkatan utama yaitu:
a. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan,
b. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak;
c. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi disiapkan dan konstruksi lapangan dilaksanakan; dan
d. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan (Ofori, 1990).
Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus direkabentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis, permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut (Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001).
Disebabkan kemampuan ini, teknologi informasi geografis telah menjadi satu bentuk sistem informasi yang telah diterima secara luas dalam berbagai bidang pekerjaan untuk menangani dan memproses data yang mempunyai rujukan geografis dengan cepat dan dengan akurasi yang tinggi. Perubahan yang pesat dalam teknologi komputer telah memungkinkan suatu pekerjaan yang sulit dilaksanakan masa lalu menjadi mudah pada zaman sekarang ini (Zulherman, 2002).
Bagi industri konstruksi, kelancaran suatu proyek pembangunan antara lain bergantung kepada informasi yang lengkap sejak dari tahap awal pelaksanaannya. Ia melibatkan informasi yang diperoleh dari berbagai tahapan pekerjaan semenjak dari perencanaan pembangunan sampai tahapan konstruksi di lokasi proyek serta pemanfaatan
hasil pekerjaan konstruksi yang telah dilakukan.
Dalam industri konstruksi, salah satu kemampuan utama teknologi sistem informasi geografis adalah menampilkan peta/gambar konstruksi sekaligus bersama informasi atribut-atributnya. Teknologi ini termasuk kemampuannya menunjukkan ciri-ciri terkait dengan lokasi sebenar (geografi) di atas gambar, menentukan nilai, status IMB, fungsi bangunan, material bangunan, jenis pembangunan dan lain-lain.
Kemampuannya memperbesar dan mengecilkan gambar menunjukkan keberbagaian perincian yang dapat ditampilkan dan dicetak di atas hard copy (Klosterman, R.E., 2001). Makalah ini membicarakan potensi penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi dengan memfokuskan kepada prospek dan penggunaannya. Pembicaraan ini merangkumi fungsi GIS dalam industri konstruksi, pembentukan pangkalan data yang berhubungan dengan industri konstruksi dan penggunaan GIS masa kini dan trend masa depan.

2.2. Teknologi GIS Dalam Industri Konstruksi
Aplikasi teknologi GIS dalam industri konstruksi dapat dibagikan dalam dua jenis informasi iaitu:
a. informasi yang berkait dengan perencanaan pembangunan pada lokasi pembangunan proyek yang diperlukan pada tahap kajian awal, persiapan rencana dan desain. Informasi ini diperlukan ketika membuat permohonan dan untuk mendapatkan izin dari Pemerintah Daerah (PEMDA). Penggunaan GIS di bagian ini biasanya dilakukan oleh pihak PEMDA itu sendiri. Data-data tersebut adalah seperti penzoningan kawasan, guna tanah yang direncanakan, komponen pembangunan atau komponen bangunan, utilitas, status tanah, status pemilik dan segala persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
b. informasi yang terkait dengan tahap perencanaan proyek dan operasional lahan seperti jadwal kerja, pengelolaan dokumen, bahan bangunan dan dana proyek. Penggunaan teknologi GIS pada bagian ini adalah khusus pada managemen proyek konstruksi yang mempersiapkan proyek dari mula hingga akhir pekerjaan konstruksi.

2.3. GIS Dalam Managemen Tapak Proyek Industri
Dalam pengelolaan proyek konstruksi, transfer informasi dan hubungan kerja yang tepat dan cepat sangatlah diutamakan yang merangkumi setiap aktivitas dan fase konstruksi. Setiap aktivitas mempunyai kaitan dengan jadual kerja dan biaya konstruksi. Sekiranya informasi mengenai suatu elemen bangunan, misalnya material atau ukuran yang tidak jelas atau tidak didapati maka penjelasan dan penyelesaian dari pihak konsultan diperlukan dalam waktu yang cepat.
Apabila tanggapan dari pihak konsultan terlambat diterima, maka akan menyebabkan pekerjaan konstruksi tertunda manakala pihak kontraktor terpaksa menanggung kerugian terhadap biaya pekerja dan peralatan yang digunakan dalam konstruksi. Hubungan antara kontraktor dengan konsultan adalah kontiniu karena konsultan bertindak sebagai pengawas yang mengawasi setiap tahapan pekerjaan dan memastikan penggunaan material bangunan sesuai dokumen spesifikasi teknis. Konsultan juga memeriksa semua pekerjaan yang telah disiapkan dan menghitung kuantiti pekerjaan untuk pembayaran upah kepada pihak kontraktor.
Kepakaran pelaksanaan proyek merupakan tugas yang sangat penting dalam menentukan proyek dapat disiapkan
tepat waktu dan sesuai anggaran biaya yang telah ditetapkan. Sistem penjadualan yang efisien terdiri dari penyediaan bahan dan komponen bangunan, koordinasi aktivitas pekerjaan setiap bidang, hubungan dengan supplier bahan bangunan serta pengelolaan dana, membutuhkan banyak perhatian sesuai tahap kemajuan pekerjaan. Semua proses managemen konstruksi memerlukan dukungan pengelolaan informasi yang efektif.
Pembangunan sistem informasi adalah untuk mencapai tujuan efisiensi dan ekonomis supaya terhindar dari gangguan dan keterlambatan dalam pelaksanaan, pembaziran dana, dan sebagainya. Penggunaan teknologi GIS dalam pengelolaan konstruksi dapat membantu managemen proyek melihat kemajuan proyek melalui pangkalan data dengan menampilkan informasi gambar dan atribut secara bersamaan.
Teknologi informasi ini dapat melakukan pertanyaan (query), pencarian (search) dan perbaikan yang dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk pengaplikasian GIS dalam proyek konstruksi bangunan, maka perlu dibangunkan pangkalan data GIS terlebih
dahlulu. Pembangunan pangkalan data GIS dilakukan seperti membagikan setiap lantai bangunan menjadi beberapa sektor ruang, setiap lantai diwakili sebagai lapisan (layer) dan setiap komponen bangunan seperti tiang, balok, pondasi, bukaan dan seterusnya disimpan dalam pangkalan data dengan atribut yang menjelaskan setiap komponen yang terkait seperti tanggal dimulai pekerjaan, tanggal diperkirakan selesai, jenis bahan yang digunakan, ukuran atau posisi dan sebagainya (Moore, 1998).
Dalam prosedur request for information (RFI), pihak kontraktor akan mengemukakan masalah yang dihadapi mengenai suatu elemen bangunan kepada pengawas proyek untuk mendapat kepastian. Melalui sistem teknologi GIS pihak pengawas akan mendapatkan lansung elemen tersebut dari pangkalan data dan memindahkan informasi tersebut kepada pihak konsultan arsitek dengan secepatnya. Setiap elemen yang mempunyai RFI bisa dilihat lokasinya langsung pada gambar bangunan.
Lokasi strategis untuk crane pengangkut material bangunan juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah (command) buffer dari beberapa posisi lahan yang direncanakan. Selain itu, teknologi GIS juga dapat membantu pihak managemen memantau kualitas pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan dengan mengambil gambar foto atau rekaman video setiap tahap pekerjaan konstruksi
kemudian dapat disimpan dalam pangkalan data GIS yang dihubungkan dengan elemen atau ruang yang berkenaan.
Pada saat rapat kemajuan proyek, gambar foto atau video tersebut dapat tampilkan melalui kemampuan Hotlink yang terdapat pada software GIS yang digunakan. GIS juga dapat melakukan analisis apabila terjadinya keterlambatan pekerjaan dan menampilkan bagian bangunan yang efisien ataupun yang tidak efisien dan menghubungkannya dengan biaya yang telah digunakan. Selain itu GIS juga mamapu menganalisis dampak biaya pembangunan apabila terjadi keterlambatan pekerjaan dan dapat mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Keberhasilan dalam pekerjaan konstruksi bangunan bermakna tercapainya tujuan pembangunan fisik bangunan sesuai dengan anggaran biaya yang tersedia serta selesai dalam jangkawaktu yang telah ditetapkan.

2.4. Trend Teknologi GIS Dalam Industri Konstruksi Masa Depan
Kemajuan teknologi informasi telah memberi peluang yang sangat luas bagi aplikasi GIS dapat digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan. Satu dari trend penggunaan GIS dalam industri konstruksi adalah melalui penggunaan informasi melalui alam maya – Internet. Penggunaan teknologi GIS dalam industri konstruksi diperkirakan memberi manfaat yang besar sehingga informasi dapat ditampilkan dan diperoleh dengan berbagai cara. Melalui aplikasi Web GIS, informasi mengenai konstruksi dapat digunakan secara bersamaan oleh beberapa pihak seperti managemen proyek, kontraktor, developer, konsultan arsitek, pihak pemerintahan dan masyarakat melalui Internet yang kini merupakan cara berkomunikasi dan kerjasama yang sangat efektif.
Internet merupakan koleksi rangkaian komputer seluruh dunia yang memberi kesempatan untuk mendapatkan dan memakai bersama informasi di alam maya. World Wide Web (WWW) adalah satu proyek untuk mendapatkan informasi dari berbagai rangkaian komputer melalui Internet. World Wide Web juga dapat menyalurkan informasi berbentuk multimedia seperti gambar, peta, desain dan grafik dengan sangat mudah seperti mengirim teks. Internet saat ini menjadi pilihan untuk mengadakan transaksi seperti perdagangan elektronik, pendidikan elektronik, administrasi elektronik dan sebagainya. Teknologi GIS juga dapat digunakan melalui Internet dengan adanya Internet Mapping System (IMS). Informasi ruang dan atribut bisa dapat dengan mudah, cepat, efisien dan murah melalui browser yang bisa didapati secara gratis. Fungsi dasar seperti zoom-in (dekat), zoom-out (jauh), pan, hyperlink, mencapai informasi (query) bisa dilakukan dengan mudah (Yaakup, 2001).



BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Proses pembangunan dan tahapan pelaksanaan pada industri konstruksi sangat tergantung pada berbagai jenis informasi yang didapatkan dari pihak pemerintahan, masyarakat ataupun perusahaan swasta. Pemprosesan dan pengelolaan informasi menggunakan teknologi GIS telah terbukti memberi kelebihan yang sangat luar biasa terhadap setiap pihak yang terkait dalam industri ini dibandingkan dengan pengendalian informasi secara tradisional.
Penggunaan teknologi GIS dapat menghasilkan pekerjaan yang teratur, efektif dan menghematkan biaya. Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang informasi yang begitu pesat, penggunaan GIS diperkirakan menjadi lebih mudah, murah dan dapat memproses informasi dengan cepat. Informasi juga dengan mudah dipakai bersama oleh beberapa pihak terutama melalui Web GIS yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi GIS seperti yang terdapat pada software GIS yang beredar di pasaran.
Pengalaman dan aplikasi GIS dalam industri konstruksi dunia telah menjadi satu cambuk dan tantangan tersendiri bagi indutri konstruksi Indonesia dan Sumatera Barat khususnya. Sudah saatnya industri konstruksi kita dapat lebih membuka mata untuk bergerak lebih maju meninggalkan cara konvensional bagi kompetisi yang lebih tajam pada masa depan terutamanya tantangan dunia global.










DAFTAR PUSTAKA


http://www.fab.utm.my/download/ConferenceSemiar/ICCI2006S3PP04.pdf

Aronoff, S. (1989). Geographical Information Systems: A Management Perspective. Pp. 39. Ottawa : WDL Publications.

Klosterman, R.E. (2001). The What If? Planning Support System. In Brail R.K. and Klosterman R.E. (eds.), Planning Support Systems. Pp. 263. Redlands, California: ESRI Press.

Moore, J. Patrick (1998). Building A Baseball Stadium Using GIS. Integral GIS Inc., Seattle, Washington.

Ofori, George (1990). The Construction Industry, Aspects of its Economic and Management. Pp. 20. Singapore: Singapore University Press.

Yaakup A.B, Zulherman, Mohd. Nuruddin Abdul Kadir, and Nuha Musa (2001). “GIS For Geohazard Assessment In Monitoring Urban Development In Klang Valley Region Malaysia.” Makalah yang dipresentasikan pada ‘CUPUM2001’ di Hawaii.

Yaakup, A., Jama’an, J., Abu Bakar, Y. and Sulaiman, S. (2001). Web-based GIS for Public Participation in Urban Planning and Management; Case Study: Klang Valley Region. Proceeding of Asia GIS 2001, Tokyo, Japan

Yaakup, A.B., Johar, F. and Yusof, I.M. (1997). Development Control System and GIS for Local Authority in Malaysia: A Case at Kuala Lumpur City Hall. Proceeding of the 5th International Conference in Computers in Urban Planning and Urban Management, Bombay, India

Zulherman. (2002). Analysis Of Flood Zone Using Geographic Information System- GIS, MSc. Thesis. Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Built Environment, Universiti Teknologi Malaysia.

SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

1. Halaman Judul
Dalam sebuah laporan, judul ditulis pada satu halaman penuh dan diletakkan di halaman paling depan. Judul ditulis dengan huruf kapital, dilengkapi dengan informasi tentang keberadaan laporan. Pada laporan yang akan diujikan (risalah ujian), halaman judul terdiri atas : judul, keperluan laporan, nama dan data penulis, nama lembaga tempat penulis bernaung, tahun pembuatan.

2. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan isi laporan yang ditulis dengan amat singkat dan padat (tidak melebihi 400 kata). Abstrak berisi pokok masalah, tujuan, metode, data, dan kesimpulan dalam bentuk paragraf. Melalui abstrak pembaca dapat memahami garis besar isi laporan, dan apabila berkehendak memahami lebih jauh, dapat membaca dan mempelajari bab-bab dalam laporan.

3. Ikhtisar
Selain abstrak, laporan ilmiah juga ada yang mencantumkan ikhtisar/ringkasan, yaitu hasil pemadatan sebuah naskah yang ditulis dalam bentuk paragraph. Pada ikhtisar dapat dikenali semua unsure dasar bahan pembentukkan laporan atau yang biasa dinamakan daftar isi. Ikhtisar dibuat setelah naskah laporan selesai ditulis yang memuat naskah laporan secara keseluruhan dan berturut-turut dari bab pertama sampai bab terakhir.

4. Kata Pengantar /Prakata
Kata pengantar artinya mengantarkan laporan, diletakkan di bagian laporan sebelum daftar isi, dan sebaiknya tidak melebihi satu halaman. Kata pengantar ditulis oleh penanggung jawab proyek/penelitian, jika laporan merupakan sumbangan berharga atau laporan disusun berkat adanya kerjasama antar pihak. Kata pengantar juga dapat berfungsi memberi nilai tambah bagi buku yang akan diluncurkan kepada umum. Jika penulis ingin membuat pengantar maka rumusannya adalah prakata, sekapur sirih.
Secara umum kata pengantar/prakata memuat :
a. Gambaran umum mengenai pelaksanaan tugas serta ketentuannya.
b. Gambaran umum mengenai pelaksanaan proyek hasil yang dicapai.
c. Ucapan terima kasih kepada pihak yang secara langsung membantu pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan. Ucapan terima kasih harus wajar agar tidak terkesan berbasa-basi.
d. Tempat, tanggal, bulan, dan tahun penyusunan laporan.
e. Nama penanggung jawab proyek/penelitian (kata pengantar).

5. Daftar Isi
Daftar isi menyatakan keseluruhan pokok naskah laporan mulai dari halaman judul, kata pengantar/prakata, daftar isi, daftar tabel, abstrak, bab-bab, dan subbab-subbab, daftar pustaka hingga lampiran disertai petunjuk halaman.

6. Daftar Tabel/Gambar/Lampiran
Seperti halnya daftar isi, bagian ini bertujuan memudahkan pembaca mencari daftar tersebut. Daftar ini dibuat setelah laporan selesai ditulis. Daftar ini disusun secara berurutan dengan mencantumkan angka-angka halaman dibelakangnya, kecuali daftar lampiran.

7. Ilustrasi
Ilustrasi dalam laporan berfungsi mengemukakan hal yang tidak terungkap dengan kata-kata. Dibandingkan dengan kata, ilustrasi mempunyai kelebihan, yaitu :
a. dapat menunjukkan detail yang tidak terperikan oleh kata-kata
b. hemat dalam memakai ruang
c. banyak merangkum komponen
d. laporan lebih menarik
Yang harus diperhatikan saat membuat ilustrasi adalah :
a. Ilustrasi harus berguna, mendukung/memperkuat hal yang diungkapkan dengan kata. Ilustrasi dan teks haruslah menjadi satu kesatuan sehingga perlu dijaga keserasiannya.
b. Ilustrasi ditempatkan pada tempat yang enak, diusahakan sesudah uraian dalam teks dan tidak terlalu berjauhan
c. Ilustrasi hendaknya mudah diingat dan jelas agar tidak menimbulkan salah tangkap.

8. Lampiran
Sebagai pelengkap, laporan biasanya menyertakan lampiran yang memuat tabel (yang tidak dimasukkan dalam teks), gambar, bagan, peta, instrument penelitian, transkripsi, pegangan kerja, rancangan penelitian, riwayat hidup peneliti, dan sebagainya.
Lampiran disusun secara berurutan menurut kebutuhan masing-masing, lampiran disertai nomor halaman mulai dari halaman satu (tidak termasuk dalam nomor halaman teks).

9. Indeks
Indeks ialah kumpulan nama pengarang, nama tempat, lambing, istilah yang disebut dalam laporan. Indeks berfungsi memudahkan pembaca jika akan mencari informasi dalam laporan. Indeks disusun secara alfabetis dengan mencantumkan angka-angka di belakangnya yang menyatakan nomor halaman. Indeks dibuat setelah laporan selesai.


10. Kelengkapan Laporan Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar, mahasiswa diwajibkan membuat suatu karya ilmiah atau laporan tugas akhir. Tugas akhir dapat berupa penelitian, studi kelayakan, disain, atau rancang bangun.
Tugas akhir merupakan risalah ujian dan legalitasnya harus melalui siding, maka perlu diberi kelengkapan laporan. Untuk keseragaman, perhatikan ketentuan-ketentuan berikut :
a. Halaman persetujuan
Halaman yang menyatakan bahwa laporan telah selesai dan disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
b. Halaman pengesahan
Halaman ini dibuat setelah penulis dinyatakan lulus atas siding atau ujian tugas akhir dan laporan telah direvisi (jika ada) sesuai dengan hasil ujian.
c. Halaman persembahan
Halaman ini berfungsi menyampaikan pesan pribadi berupa persembahan, biasanya diperuntukkan bagi keluarga atau orang terdekat penulis.
d. Halaman moto/pesan/kata
Halaman ini juga merupakan pesan pribadi berupa kata yang menjadi kenangan selama pelaksanaan penelitian.

11. Tata Tulis Naskah Pelaporan
Tata tulis atau format naskah biasanya mengikuti gaya selingkung atau tergantung dari standar yang digunakan dilingkungan tertentu.

SISTEM INFORMASI DI BIDANG INDUSTRI PERBANKAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kemampuan pegawai yang sesuai tuntutan tugas pekerjaan, merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan. Program pengembangan pegawai melalui pelatihan yang sesuai dan kontinyu merupakan sarana untuk memutakhirkan kemampuan pegawai tersebut. Lebih-lebih pada perusahaan yang berada pada industri yang mengalami perubahan fundamental dalam proses bisnisnya nielalui implementasi teknologi informasi dan komunikasi. Salah satu industri yang tengali mengalami transformasi dalam implementasi teknologi informasi adalah industri perbankan. seperti dalam industri perbankan.
Tekanan persaingan dan tuntutan kualitas layanan bagi nasabah, serta aktivitas operasi bank yang kompleks, akibat jenis transaksi beragam, frekuensi transaksi yang tinggi setiap hari, mendorong bank melakukan otomatisasi operasionalnya dengan implementasi teknologi informasi. Dengan implementasi teknologi informasi, bank dapat memberikati pelayanan secara lebih cepat dan akurat. Selain itu, fasilitas produk dapat dikembangkan lebih variatif sesuai dengan tuntutan pasar.
Pada bab selanjutnya penulis akan membahas mengenai sistem informasi industri perbankan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sistem Informasi Industri Perbankan
a. Trend Produk
Saat ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
1. Tabungan
2. Deposito
3. Giro
4. Kartu Debit
5. Kartu Kredit
6. Perdagangan Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
b. Trend Transaksi
Jenis transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta. Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
• Mengecek saldo
• Fasilitas Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
• Fasilitas untuk menerima Pembayaran (speed collect)
• Pembukaan dan pengecekan L/C
c. Layanan On Line Banking
Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank, Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time, namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
• Packet S/W (Windows) gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
• Packet software keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
• Packet Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.

2.2. Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis, tidak terkecuali industri perbankan. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka.
Bagi sektor perbankan yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.
Berikut diuraikan teknologi dan dampaknya bagi perbankan
a. Internet
Merupakan jaringan media informasi global untuk umum berkecepatan tinggi, yang menghubungkan setiap PC dengan PC lain melalui modem.
Manajemen operasinya diatur melalui Penyedia Jasa Internet (ISP) yang terhubung dengan International Internet Gateway, sehingga setiap individu dengan PC yang dilengkapi modem dapat berkomunikasi, bertukar informasi atau hanya sebatas mencari informasi keseluruh belahan dunia.
b. Intranet
Jaringan komunikasi intuk keperluan internal, yang mampu membuat sesama karyawan dapat bertukar informasi dan bertukar pengetahuan ataupun media penyampaian informasi kebijakan perusahaan pengganti majalah, bulletin di internal perusahaannya (private network).
c. Extranet
Jaringan komunikasi yang dibangun dari saru perusahaan ke perusahaan lainnya untuk saling bertukar informasi, bertransaski dari dan ke supllier, pelanggan dan pelaku bisnis lainnya.
d. World Wide Web (www)
Entitas yang paling cepat tumbuh dalam fasilitas Internet, yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam membuka atau mengirim informasi melalui saluran/ links “hypertext”.
Dengan entitas ini memudahkan setiap komputer yang terhubung ke Web secara cepat mendapat akses informasi umum dari setiap komputer lainnya di Internet, walaupun jumlah informasinya banyak atau dari tempat yang jauh.
e. e- commerce
Merupakan aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya saat ini dapat dikategorikan dalam:
1. Business to Business
2. Business to Customers
Agar kedua belah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
1. Interactive order entry and processing
Menjamin tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace), Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan Order (e-fulfillment)
2. On-line payment
Fasilitas internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya (e-fulfillment).
Fasilitas ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail, pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
f. e- retail
Forrester Research, November 2000 mengatakan, penjualan ritel melalui internet akan mencapai USD 92 juta pada 2001. Hal ini membuktikan jalur internet telah memantapkan diri sebagai perantara penjualan dengan pertumbuhan tercepat.
Umumnya kegiatan e-retail meliputi:
a. Pengembangan model bisnis
b. Disain situs WEB
c. Pengembangan dan manajemen kontent
d. Kemitraan dan aliansi
e. Akusisi pelanggan
f. Desain rantai persediaan
g. Model pemenuhan pelanggan (e-fulfillment)
h. Rencana skalabilitas
i. Integrasi dan eksekusi balik layar (back end)
j. Cara mempertahankan pelanggan
k. Ekonomi jangka panjang
Beberapa hal perbedaan e-retail dengan retail konvensional :
1. Kecepatan menanggapi: Lebih cepat menerima dan memproses pesanan.
2. Akses pelanggan terhadap informasi: Semakin ekstensif dan selalu up-to-date
3. Area jual beli yang selalu berubah: pperkenalkan produk baru berdasarkan permintaan konsumen, bukan siklus perkembangan produk
4. Kemantapan eksekusi: selain kesediaan produk dan kemudahan pembayaran, konsumen juga menuntut kecepatan pengiriman produk.
Ada 5 (lima) kunci pokok untuk mencapai sinkronisasi supply chain, yaitu:
1. Kesempurnaan operasional: Perencanaan pengantaran dan menerapkan konsekuensi perubahan atas upaya mengimplementasi kerangak peningkatan kinerja.
2. Terobosan dengan memanfaatkan web, untuk pengurangan berlipat ganda biaya dari tiap proses.
3. Menciptakan kerjasama baru
4. Mengolola kompleksitas dalam waktu seketika
5. Mengoptimalisasi hal-hal tak terduga
Tercapainya kelima kekuatan diatas akan sangat membantu dalam mengimplementasikan strategi rantai persediaan, antara lain menyegmentasi berdasarkan kebutuhan pelanggan dan merencanakan sesuai kondisi pasar serta menyesuaikan jaringan logistik agar mencapai kesempurnaan e-retailing.
g e- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan internet protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan SIM on-line.
h. e- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam, kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
i. LAN –sharing
Merupakan teknologi peng-optimalasasian jaringan sehingga dapat digunakan bersama-sama baik dalam Bank serempak dengan LAN Nasabah, dengan pembatasan-pembatasan penggunaan fungsi, akses datanya dan menjamin keamanan data base masing-masing pengguna.
j. Portal
Pintu gerbang bagi pengguna Internet, sehingga memungkinkan untuk pencarian, bertukar informasi, memperoleh informasi tertentu secara up to date hingga melaksanakan transasksi berbasis web (e-commerce, dsb)

Kesepuluh inovasi teknologi telematika di atas merupakan satu kesatuan yang saling terintegrasi dan berdampak langsung terhadap pola bisnis dan persaingan.
Perusahaan-perusahaan yang adaptif dalam memanfaatkan kesepuluh teknologi di atas bukan hanya mencapai efisiensi usaha, namun juga mendapatkan banyak manfaat dalam menata ulang usaha dan menyusun skenario pertumbuhannya, sampai dimanfaatkan sebagai alat strategis untuk membangun berbagai keunggulan dalam memenangkan persaingan yang cenderung semakin terbuka dan meng-global.
Tabel di bawah menunjukkan bagaimana kerangka rumusan solusi yang langsung berpengaruh terhadap pola bisnis dan implementasi solusi bagi perusahaan.

Enterprise Solutions Framework
1. Perusahaan Terextensi
Transaksi Pelanggan dan Penyuplai
Penjualan dan transaksi lainnya secara online Komunikasi Marketing
Berhubungan dengan pemegang saham di luar Pembangunan Ekosistem
Pengoperasian aliansi, pasar, kelompok yang berminat Sistem untuk menghadapi pasar
Menggunakan cyberspace sebagai ruang bisnis utama

EXTRANET
2. Perusahaan Terintegras

Sistem Data dan Aplikasi perusahaan
Membangun database dan aplikasi perusahaan Komunikasi seluruh perusahaan
Mendorong komunikasi fungsi-silang Manajemen Pengetahuan Perusahaan
Meningkatkan
Modal intelektual dan praktek-praktek terbaik Inovasi Proses Perusahaan
Merekayasa ulang proses bisnis
3. Kelompok kerja terotomasi
Sistem Data dan Aplikasi Kelompok kerja
Membangun database dan aplikasi departemen Komunikasi Kelompok kerja
Mendorong komunikasi fungsi-silang Kolaborasi Kelompok Kerja
Mampu melakukan penemuan dan pembuatan keputusan secara kolektif Inovasi Proses Kelompok kerja
Memperbaiki pelaksanaan dan pengendalian alur kerja
INTRANET
4. Individu yang berkompeten diberdayakan Pembuatan, Akses dan Penggunaan Data
Mampu melakukan pengumpulan, pemasukan, dan akses data pemakai Akses dan Otorisasi Informasi
Mampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi informasi Pelatihan, Pendidikan dan Keahlian
Mampu melakukan pembuatan, akses dan distribusi keahlian Integrasi Alur kerja
Memastikan integrasi ke dalam sistem alur kerja
A. DATA B. INFORMASI C. PENGETAHUAN D. PEKERJAAN
Terstruktur Tidak Terstruktur Tidak Terstruktur Terstruktur

BAB III
PENUTUP


3.1. Kesimpulan
Tekanan persaingan dan tuntutan kualitas layanan bagi nasabah, serta aktivitas operasi bank yang kompleks, akibat jenis transaksi beragam, frekuensi transaksi yang tinggi setiap hari, mendorong bank melakukan otomatisasi operasionalnya dengan implementasi teknologi informasi.
Dengan implementasi teknologi informasi, bank dapat memberikati pelayanan secara lebih cepat dan akurat. Selain itu, fasilitas produk dapat dikembangkan lebih variatif sesuai dengan tuntutan pasar.

DAFTAR PUSTAKA


dickyrahardi.blogspot.com/.../trend-sistem-informasi-industri.html
http://www.damandiri.or.id/file/idamartiningsihunairbab1.pdf

SISTEM INFORMASI DI BIDANG INDUSTRI KONTRUKSI

Dunia konstruksi merupakan salah satu sektor perekonomian yang sangat penting dalam suatu negara. Industri konstruksi merupakan aktivitas-aktivitas dan penghasilan produk yang terkait dengan pembangunan properti. Dunia konstruksi merupakan aktivitas berkesinambungan yang melibatkan perencanaan pembangunan, pengawasan pembangunan, manajemen konstruksi, konstruksi bangunan dan infrastruktur untuk berbagai fungsi seperti perumahan, perdagangan, perindustrian dan transportasi.
Berbagai jenis data dan informasi merupakan elemen terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Data dan informasi yang digunakan merangkumi tingkatan perencanaan, konstruksi dan pengelolaan atau manajemen. Hasil dari kemajuan teknologi dalam bidang informasi, aplikasi sistem informasi geografi telah dicipta dan dimanfaatkan secara luas dengan kemampuan dalam menyimpan, menganalisis, mengolah dan menampilkan informasi ruang/spatial dan atribut dengan mudah, cepat dan efektif.
Industri konstruksi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat penting bagi suatu negara. Ia merangkumi pelaksanaan beberapa aktivitas dan penghasilan produk-produk konstruksi tertentu yang biasannya terkait dengan pembangunan properti. Dari sudut aktivitas, ia melibatkan pekerjaan perencanaan, desain, pelaksanaan, perbaikan, pemakaian, renovasi atau memusnah. Dari segi produk, industri konstruksi menghasilkan fisik bangunan, lapangan udara, pelabuhan, jalan raya, jembatan, rel keretapi, terowong, eksplorasi tanah, sistem drainase dan sebagainya (Ofori, 1990).
Konstruksi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dalam pembangunan properti dan infrastruktur. Mereka yang terlibat dalam industri ini memainkan peranan penting dalam mencorakkan lingkungan kota dan wilayah melalui konstruksi kawasan perumahan, fasilitas komersil dan perdagangan, jalan raya, sistem drainase dan pembangunan lainnya searah dengan kebutuhan pemerintahan daerah.
Aktivitas-aktivitas konstruksi mempunyai empat tingkatan utama yaitu:
a. tahap konsep, yang mana pihak klien memastikan keinginan dan menjelaskan kepada konsultan yang akan mengkaji keperluannya, membuat rencana dan melakukan kajian kelayakan pembangunan,
b. tahap desain, yang melibatkan perbaikan konsep, penyiapan gambar dan informasi serta menyediakan dokumen kontrak;
c. tahap konstruksi struktur bangunan, yang mana program konstruksi disiapkan dan konstruksi lapangan dilaksanakan; dan
d. tahapan operasional, yang mana merupakan aktivitas pemakaian, perbaikan atau pemeliharaan terhadap bangunan yang telah siap dibangun secara berkelanjutan (Ofori, 1990).
Sejak seabad yang lalu, Sistem Informasi Geografis, atau ringkasnya lebih dikenali dengan GIS, sudah berupaya meyakinkan banyak organisasi sektor pemerintahan dan swasta dalam membantu meningkatkan mutu pekerjaan operasional harian pekerjaan mereka. Teknologi informasi geografis adalah teknologi yang senantiasa berkembang mengikuti perkembangan waktu, khusus direkabentuk untuk menyimpan, menyusun, memanipulasi, menganalisis, permodelan dan menampilkan informasi dalam bentuk data ruang dan atribut (Aronoff, S, 1989, dan Yaakup, 2001).

PERTANIAN DAN DEFINISNYA

PERTANIAN DAN DEFINISI


Pertanian adalah suatu jenis produksi yang berlandaskan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Dengan demikian meliputi pertanian dalam arti luas, yaitu pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan/kehewanan dan perikanan. Sedangkan pertanian dalam arti sempit adalah bercocok tanam (pertanian rakyat saja).
Orang atau kumpulan orang-orang yang mengusahakan atau mengatur agar terjadi pertumbuhan dan pengambilan hasilnya adalah petani atau pengusaha pertanian. Kegiatan produksi adalah suatu usaha atau business dimana hubungan biaya dan pendapatan adalah penting.
Secara garis besar unsur-unsur pertanian dapat diringkaskan menjadi :
1. Proses produksi,
2. Pertanian atau pengusaha,
3. Tanah tempat usaha dan
4. Usaha pertanian (farm business)
Sedangkan A. Soeharjo dan Dahlan’ Pateng, menyebutkan bahwa Istilah Pertanian didefinisikan sebagai suatu usaha produksi yang didasarkan atas proses Biologis dari pertumbuhan tanaman ataupun hewan.
Di Asia Tenggara pada saat ini terdapat berbagai kelompok masyarakat dari berbagai tingkat kebudayaan yang masing-masing hidup pada tingkat perekonomian yang sangat berbeda-beda. Manusia pertama yang menempati daerah hutan tropika sekitar laut Cina Selatan adalah alitik atau Prepaleolitik, yaitu kelompok pengumpulan makanan yang mendapatkan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan dan dengan berburu dan menangkap ikan.
Manusia pengumpul makanan dan pemburu di Asia Tenggara adalah nomadik dalam arti mereka tidak menetap lama pada suatu tempat. Tetapi mereka tidaklah mengembara tanpa tujuan didalam hutan. Setiap kelompok mempunyai wilayah tertentu; suatu kelompok suku Semang, misalnya mengembara dalam wilayah seluas 20-25 km2 yang diakui oleh kelompok-kelompok didekatnya. Tempat tinggal orang-orang nomad ini umumnya masih sangat sederhana, seperti gua atau lobang-lobang dikaki tebing batu. Mereka telah mengetahui kegunaan daun, bunga, biji, buah, kulit, umbi dan akar tanaman tersebut.
Sebagai contoh, pada suatu waktu dalam suatu tahun suku Semang hidup terutama dengan memakan biji yang beracun dan mengandung HON dari tanaman Elateriospermumtapre. El. (Karo: Asilum; Palembang; Kutai Kalimantan Barat; Kelampai; Sunda : Tapos; Melayu : Piah). Biji tanaman tersebut direbnas sebelum dimakan atau tahan lama direndam dalam air kemudian dimasukkan dalam bambu dan dibenamkan dalam tanah selama sebulan atau lebih. Dengan cara ini racun dihilangkan dan bahan tersebut dapat tahan lama disimpan.

PERTANIAN PRIMITIF, TRADISIONIL DAN MODERN
Tindakan-tindakan ini adalah satu langkah menuju pertanian primitif. Setelah selama berabad-abad mereka mengumpulkan bahan-bahan tumbuh-tumbuhan maka wanita mendapat pengetahuan yang baik tentang kehidupan tumbuh-tumbuhan. Eduard Hahn (dalam Pelzer, K.J., 1948) dan beberapa sarjana lain oleh karena itu menganggap bahwa wanita adalah Penemu (inventor) cara penanaman tanaman dan oleh karenanya adalah penghasil bahan makanan yang pertama.
Hahn menamai pertanian primitif sebagai Hackbau (hoe culture atau low tillage = pertanian pacul atau tajak) dan menganggap pacul atau tajak adalah alat kerja wanita.
Sedangkan untuk pertanian yang lebih maju dinamainya PLUGBAN (plow culture atau plow tillage = pertanian bajak) dan bajak dianggapnya alat kerja untuk laki-laki. Teori Hahn yang pertama yang menyatakan wanita adalah yang pertama memulai penanaman (bertanam) mungkin dapat diterima; tetapi pendapatnya tentang perbedaan antara pertanian primitif dan lebih maju berdasarkan atas alat kerja yang dipergunakan apalagi dihubungan dengan jenis kelamin, tidaklah dapat diterima. Sebab, terdapat banyak contoh atau bukti bahwa pria juga menggunakan pacul (sampai pada saat sekarang).

Nama : TRIANA SISKA
Nim : 080101075
Prodi : Agroteknologi
Plj : Komputer
Unit : B
Semester : II (Dua)
IMPLIKASI BAGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

Oleh karena sumber energi bagi pertumbuhan setiap individu tumbuh-tumbuhan adalah sinar matahari maka pertanian tidak dapat dikonsentrasikan seperti pabrik yang sumber energinya dapat disediakan dalam bentuk listrik atau bahan-bahan lainnya. Pertanian memerlukan areal yang luas diatas permukaan bumi ini.

IMPLIKASINYA ADALAH
A. Produksi persatuan luas tanah harus diusahakan sebesar-besarnya.
B. Diperlukan jaringan transport yang juga tersebar untuk mengangkut hasilnya dan menyediakan sarana produksi dan
C. Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan dalam satu tempat seperti kota, tetapi tersebar juga dalam satuan-satuan yang kecil.
Jenis usaha (sawah, kebun, hutan, peternakan dan sebagainya) dan petani produksi pertanian ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan yang dapat kita kelompokan dalam iklim (jumlah curah hujan, distribusi hujan, suhu, penyimpanan matahari) dan sifat-sifat fisik kimia dan biologi tanah.
Faktor iklim masih belum dapat dikuasai manusia, kecuali dalam bentuk pembuatan fasilitas irigasi untuk memberikan air sebagai suplesi air hujan. Oleh karena itu maka jenis usahatani jenis tanaman dan cara pengusahaannya, bervariasi disesuaikan dengan keadaan dan irama (rhythem) perubahan iklim.
Sifat-sifat fisik tanah (dalam arti luas) termasuk keadaan topograf, drainase, ke dalam tanah, permeabilitas, tekstur dan struktur tanah, sampai batas-batas tertentu sudah dapat dikuasai atau dirobah manusia. Jenis usaha tani dan cara pengusahaannya juga sampai batas tertentu masih disesuaikan dengan faktor ini. Di daerah-daerah yang berlereng curam berlainan jenis usaha taninya dari daerah-daerah dekat pantai yang umumnya berdrainase buruk.
Sifat kimia dan biologi tanah (derajat kemasaman, kandungan unsur hara dan sebagainya) relatif lebih mudah dapat dikuasai manusia daripada sifat-sifat fisik. Kekurangan unsur hara dapat dengan mudah diatasi dengan pemupukan. Tetapi sifat kimia bervariasi dari tempat ke tempat, mungkin dalam jarak yang dekat, sehingga memerlukan pengetahuan yang agak detail tentang keadaannya.
Faktor-faktor iklim dan sifat tanah secara keseluruhan menentukan potensi produksi suatu tanaman. Perbedaan faktor-faktor tersebut di Indonesia dari satu tempat ke tempat lain tempat cukup banyak.
Implikasi dari pengaruh faktor-faktor tersebut bagi pembangunan pertanian adalah:
1. Pengembangan usaha pertanian haruslah didasarkan atas faktor-faktor tersebut.
2. Kegiatan-kegiatan produksi dan jumlah serta jenis input yang diperlukan disesuaikan dengan keadaan setempat faktor-faktor tersebut
Proses produksi dipabrik (industri) dilakukan dalam keadaan yang diatur sehingga setiap oprasi dapat dilakukan setiap waktu dikehendaki. Proses produksi pertanian, sifatnya lain yaitu dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biotik lainnya seperti musim serangan hama atau penyakit, yang berbeda dari waktu ke waktu dan dari suatu tempat lain. Pelaksanaan pekerjaan (operasi) tententu misalnya membajak dan menanam hanya dapat dilakukan jika keadaan iklim dan tanah sudah memungkinkan.
Tanaman pertanian mempunyai pola pertumbuhan musiman, mulai dari saat menanam sampai pemanenan pada waktu-waktu tertentu saja dalam masa ini kerja manusia diperlukan di luar saat itu tidak ada lain kecuali menunggu.
Pertanian modern adalah pertanian yang berobah sesuai dengan kebutuhan manusia, perobahan tersebut baik dalam volume produksi maupun dalam jenis produksi. Penggunaan ilmu dan teknologi yang berkembang dalam pertanian modern memungkinkan terciptanya volume produk yang disesuaikan dengan apa yang dibutuhkannya. Peran pertama petani adalah memelihara tanaman dan hewannya agarmendapatkan hasil yang diperlukan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

A. Pendahuluan
Menurut H .L.Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status kesehatan derajat kesehatan masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar diatas jelas terlihat betapa besar peran perilaku hidup sehat dalam mempengaruhi status kesehatan. Jika kita analisa, lingkungan sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan dapat dikendalikan melalui perilaku. Terciptanya lingkungan sehat, seperti pembuangan sampah, saran air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA), saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat kesehatan, dan lainnya tidak akan terlepas dari kontribusi perilaku manusia.
Demikian pula pelayanan kesehatan, tidak akan berhasil bila tidak ada perubahan perilaku, walaupun didirikan institusi pelayanan kesehatan seperti posyandu, polindes dan sebagainya, jika tidak ada partisipasi dari masyarakat dengan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut, maka program pelayanan kesehatan tersebut akan gagal.
Ketiadaan partisipasi dari masyarakat ini mungkin disebabkan karena belum adanya kesadaran, dan kesadaran tersebut diakibatkan belum adanya pengetahuan tentang manfaat dari penggunaan pelayanan kesehatan bagi peningkatan derajat kesehatan mereka.
Meningkatnya prevalensi kanker, jantung dan stroke juga tidak terlepas dengan pola makan yang tidak sehat. Berkembangnya penyakit AIDS yang dewasa Ini merupakan penyakit menular yang paling ditakut, dan penyakit hubungan seksual lainnya juga diakibatkan perilaku seksual yang menyimpang. Di tambah lagi dengan semakin meningkatnya jumlah korban Narkoba di kalangan remaja, juga tidak terlepas dari perilaku yang merugikan kesehatan.
Maka, tidaklah mengherankan jika perilaku sehat masuk dalam tema Hari Kesehatan Nasional yang ke -35 yang jatuh pada tanggal 12 November 1999 yang lalu. Dan didukung pula dengan paradigma baru dalam pembangunan kesehatan yaitu paradigma sehat, yang secara makro berarti bahwa pembangunan pelbagai sektor harus memberi dampak positif pada lingkungan dan perilaku sehat.
Begitu seriusnya pemerintah dalam mencanangkan perilaku sehat ini hingga juga tertuang dalam visi pembangunan kesehatan yaitu "Indonesia Sehat 2010” yaitu: masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah nusantara.
Perilaku sehat adalah segala tindakan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Becker 1979). Perilaku sendiri dapat dikategorikan dengan perilaku terselubung ( covert behavior) dan perilaku tidak terselubung (Overt behavior). Perilaku terselubung tersebut berupa pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu objek sedangkan perilaku tidak terselubung adalah perilaku yang sudah merupakan aksi atau tindakan. Usaha yang paling efektif dalam mengubah perilaku, dari perilaku yang merugikan kesehatan ke arah perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan.

B. Pembahasan
Telah dikemukakan diatas bahwa salah satu faktor untuk mendapatkan perilaku yang menguntungkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan. Sebelum kita masuk kedalam arti mengenai pendidikan kesehatan, kita terlebih dahulu harus mengetahui arti pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha yang sengaja (terencana, terkontrol, dengan sadar dan dengan tara yang sistematis) diberikan pada anak didik oleh pendidik agar individunya yang potensial itu lebih berkembang terarah kepada tujuan tertentu. Jadi, didalam pengertian pendidikan tersebut harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut : Adanya bentuk pendidikan itu (apakah berbentuk usaha, pertolongan, bantuan, bimbingan, pelayanan atau pembinaan); adanya pelaku pendidikan (orang dewasa, pendidik, orang tua, pemuka agama, pemuka masyarakat, ataupun pimpinan organisasi); adanya sasaran pendidikan (orang yang belum dewasa, anak didik, peserta didik); adanya sifat pelaksanaan pendidikan (dengan sadar, dengan sengaja, dengan sistematis, dengan atau secara terencana); adanya tujuan yang ingin dicapai (manusia susila, kedewasaan, manusia yang patriot atau warga negara yang bertanggung jawab).
Proses pendidikan tersebut berlangsung didalam suatu lingkungan pendidikan atau tempat dimana pendidikan itu berlangsung, biasanya dibedakan menjadi tiga yaitu tri pusat pendidikan yaitu didalam keluarga (pendidikan informal), didalam sekolah (pendidikan formal), dan didalam masyarakat.
Proses pendidikan kesehatan juga mengikuti proses tersebut, dan unsur-unsurnya pun sama. Yang bertindak selaku pendidik kesehatan disini adalah semua petugas kesehatan dan siapa saja yang berusaha untuk mempengaruhi individu atau masyarakat guna meningkatkan kesehatan mereka. Karena itu individu, kelompok ataupun masyarakat, disamping dianggap sebagai sasaran (obyek) pendidikan, juga dapat berlaku sebagai subyek(pelaku) pendidikan kesehatan masyarakat apabila mereka di ikutsertakan didalam usaha kesehatan masyarakat. Yang diartikan anak didik atau sasaran pendidikan adalah masyarakat atau individu, baik yang sakit maupun yang tidak belum sakit, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Jadi, lingkungan pendidikan kesehatan juga mengikuti tri pusat pendidikan, yaitu :
1. Pendidikan kesehatan didalam keluarga yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab para orangtua, dengan menitikberatkan pada penanaman kebiasaan-kebiasaan, norma-norma, dan sikap hidup sehat.
2. Pendidikan kesehatan didalam sekolah adalah tanggung jawab para guru sekolah. Hal inl terwujud dalam Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Tujuan pendidikan kesehatan disekolah, disamping melanjutkan penanaman kebiasaan dan norma-norma hidup sehat kepada murid, juga memberikan pengetahuan kesehatan
3. Pendidikan kesehatan di masyarakat, yang dapat dilakukan melalui berbagai lembaga dan organisasi masyarakat.Jadi, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan, maka pendidikan kesehatan dapat didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilakunya), untuk mencapai kesehatan secara optimal.

Adapun hasil dari pendidikan kesehatan tersebut,yaitu dalam bentuk perilaku yang menguntungkan kesehatan. Baik dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan, yang diikuti dengan adanya kesadaran yaitu sikap yang positif terhadap kesehatan, yang akhirnya diterapkan dalam tindakan-tindakan yang menguntungkan kesehatan. Salah satu pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah dengan jalan penerapan pola hidup sehat. Pola hidup sehat ini diikuti oleh setiap individu guna meningkatkan status kesehatannya. Yang dimaksud dengan pola hidup sehat adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
Hal-hal yang Mempengaruhi Pendidikan dan Kesehatan
1. Memelihara kebersihan dan kesehetan pribadi dengan baik
Hidup sehat dimulai dari "diri sendiri". Dapat dikatakan bahwa kesehatan yang kita miliki adalah karena "upaya" kita sendiri. Oleh sebab itu kesehatan perorangan atau kesehatan pribadi memegang peranan penting. Kesehatan pribadi adalah kesehatan bagian-bagian tubuh kita masing-masing yaitu meliputi ; kesehatan kulit rambut dan kuku kesehatan mata, hidung, telinga mulut dan gigi, tangan dan kaki, memakai pakaian yang bersih serta melakukan gerak dan istirahat. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan. Oleh sebab itu, memelihara kesehatan pribadi dimulai dengan memelihara kebersihan bagian-bagian tubuh kita.
2. Makan makanan sehat
Makan merupakan kebutuhan penting, tidak saja bagi penyediaan energi untuk tubuh kita, tetapi juga merupakan kebutuhan penting untuk kesehatan dan kelangsungan hidup. Makanan menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan untuk berbagai proses didalam tubuh kita. Perlu diketahui, bahwa tidak ada makanan yang mengandung semua zat gizi secara komplit. Oleh sebab itu, kita perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan untuk menjamin terpenuhinya kecukupan zat-zat gizi yang kita butuhkan, yaitu zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur.
3. Memelihara Kesehatan Lingkungan
Hidup sehat memerlukan situasi, kondisi, dan lingkungan yang sehat. Oleh karena itu, kondisi lingkungan perlu benar-benar diperhatikan agar tidak merusak kesehatan. Kesehatan lingkungan harus dipelihara agar mendukung kesehatan setiap orang yang hidup di sekitarnya. Memelihara berarti menjaga kebersihannya. Lingkungan kotor dapat menjadi sumber penyakit.
Dalam memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan ada 3 faktor yang harus- pertama-tama diperhatikan, yaitu :
a. Tersedianya air bersih
b. Pembuangan sampah dan air limbah
c. Menjaga kebersihan dan kesehatan kamar mandi, jamban atau WC .
Selain faktor tersebut, kualitas udara perlu juga mendapat perhatian. Karena kualitas udara dalam suatu ruangan merupakan ukuran dari keamanan setiap orang yang berada atau bekerja di ruangan tersebut.
4. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Selain hal-hal yang perlu kita lakukan dalam rangka memelihara kesehatan diri kita sendiri, ada satu hal yang perlu kita lakukan juga, yaitu pemeriksaan kesehatan secara berkala. Dengan pemeriksaan kesehatan ini maka kemungkinan adanya gangguan kesehatan atau gangguan penyakit akan diketahui lebih dini atau lebih awal. Sehingga pengobatannya akan lebih mudah daripada bila penyakitnya sudah parah. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat dilakukan melalui :
a. Pemeriksaan kesehatan berkala mandiri yang dilakukan oleh diri sendiri.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala dengan memeriksakan diri pada tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada (rumah sakit, klinik)
5. Menghindari kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan
Beberapa kebiasaan buruk yang perlu dlhlndarl adalah
a. Merokok
b. Minum alkohol dan obat terlarang (narkotika dan zat adiktif)
c. Kebiasaan yang memungkinkan tertularnya penyakit

C. Penutup
Pencegahan lebih baik daripada pengobatan adalah semboyan yang paling tepat dalam usaha kesehatan masyarakat sekaligus dalam meningkatkan status kesehatan. Salah satu upaya dalam meningkatkan kesehatan adalah melalui pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat. Pendidikan kesehatan dan penerapan pola hidup sehat yang sudah dibina sejak dini pada setiap manusia Indonesia akan menghasilkan generasi masa depan yang berkualitas, baik mental maupun fisik,seperti kata pepatah .”Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat"'.
Saat ini, sudah saatnyalah kita menanamkan pola pikir paradigma sehat, seperti yang diinginkan oleh visi pembangunan kesehatan masa depan, pada seluruh masyarakat, khususnya penentu kebijakan.