safarila.blogspot.com

WELCOME TO MY BLOG

SAFARILA.BLOGSPOT.COM
` Education
` Entertainment
- Tourism
` Culinary
` Knowledge of other General

Total Tayangan Halaman

Label


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lee Min Ho, dkk

Lee Min Ho, dkk
Boys Before Flowers

Minggu, 27 Desember 2009

MANUSIA DAN CINTA KASIH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Cinta adalah anugerah Allah, ia ada dalam diri setiap manusia, karena itu ia bersifat universal. Ia berkaitan dengan aspek terdalam pada diri manusia, karena itu akal kita tidak akan pernah mampu memahami hakikatnya dengan kata lain, cinta hanya untuk dirasakan bukan untuk dipikirkan. Sulit juga untuk dipungkiri bahwa cinta adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang cukup fundamental.
Cinta dapat membahagiakan sekaligus menyengsarakan. Kekuatanya dapat membuat orang tertawa, sedih, merintih atau bahkan menangis. Tapi jangan salah menangis dalam bercinta adalah hal biasa. Di dalam cinta tidak ada keluhan dan kesah, karena tujuan pencinta tak lain adalah tujuan sang kekasih. Keluh dan kesah jelas bertentangan dengan kerelaan, karena pencinta selalu rela atas segenap perbuatan kekasihnya. Dalam sebuah hadist, Rasulullah pernah bersabda “Tiga hal yang berasal dari pembendaharaan kebaikan; menyembunyikan sedekah, menyembunyikan musibah dan menyembunyikan keluh kesah”.

BAB II
TEORI-TEORI ILMU BUDAYA DASAR

2.1. Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu budaya dasar adalah suatu pengetahuan yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya. Dengan menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian yang tergolong dalam pengetahuan budaya.
Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yagn dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari Istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin “Humanus” yang artinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokkan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah
Bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
2. Ilmu-ilmu Sosial
Bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
3. Pengetahuan Budaya
Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.

2.2. Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan demikian mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD diharapkan dapat :
1. Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
2. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
3. Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
4. Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

2.3. Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Bertitik tolak dari kerangka tujuan yagn telah ditetapkan, dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup kajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah itu ialah :
a. Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya
b. Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat.
Menilik kedua pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesame, dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang pencipta menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar.

2.4. Konsep Ilmu Budaya Dasar dan Filsafat
Pengetahuan yang disebut the humanities merupakan hasil pengkajian terhadap bagaimana kehidupan manusia ber\serta seluruh perangkat alat-alat hidup, nilai-nilai moral yang pernah ada dan berkembang selama itu.
Brown melihat the humanities sebagai pengetahuan tentang hidup manusia secara kebersamaannya terutama ditekankan kepada seperangkat sikap dan prilaku moral manusia tadi menjadi pengetahuan budaya dasar yang kemudian diturunkan nama Ilmu Budaya Dasar.
Dari filsafat dalam jarak atau kurun waktu barulah melahirkan social sciences, sementara physical sciences yang lahirnya hampir bersamaan dengan filsafat telah melahirkan astrologi dan alkemi.
Pengertian Filsafat
Jika dilihat dari hal kata, filsafat (Bahasa Indonesia) dari kata philoo (Yunani) dan Sophia, philoo berarti mencintai dan Sophia berarti kebijaksanaan. Pengertian suka/cinta kebijasanaan dapat dianggap suatu sikap jiwa, sehingga melahirkan tindakan-tindakan baik lisan maupun perbuatan cenderung merupakan pengertian nama filsafat.

BAB III
MANUSIA DAN CINTA KASIH

3.1. Makna Kasih Sayang
Pada dasarnya kasih sayang adalah fitrah yang dianugerahkan Allah SWT kepada makhluknya, misalnya hewan. Kita perhatikan begitu kasihnya kepada anaknya, sehingga rela berkorban jika anaknya diganggu. Naluri inipun adapula pada manusia, dimulai dari kasih sayang orang tua kepada anaknya, begitu pula sebaliknya. Akan tetapi naluri kasih sayang ini dapat tertutup jika terdapat hambatan-hambatan misalnya pertengkaran, permusuhan, kedengkian dan lain-lain.
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Cinta adalah kekuatan manusia yang paling tinggi. Cinta adalah sumber segala-galanya, kita tidak akan dapat mewujudkan setiap impian tanpa cinta. Karena kekuatan cinta dapat mewujudkan impian seseorang. Jika kita mencintai apa yang kita kerjakan sehari-hari, kita dapat meraih hasil yang terbaik. Semua orang sukses adalah mereka yang mencintai apa yang mereka kerjakan.

3.2. Kasih Sayang Dalam Keluarga
Dalam kehidupan berumah tangga, kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam rumah tangga keluarga muda mudi itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, akan terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anaknya yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih kecil pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah dan ibunya. Bagaimana sikap ibu memegang atau menggendong telah dikenalnya. Hal ini dikarenakan sang bayi telah mempunyai kepribadian. Betapa mesra ibu menggendong anaknya sebagai bukti kasih sayang sang ibunya dengan meraba dagu ibunya. Alangkah bahagianya sang ibu!!!
Semua itu sebenarnya wajar, karena tugas seorang ibu adalah menyusui anaknya dengan penuh rasa kasih sayang yang tulus. Gambaran seorang ibu yang sedang menyusui anaknya dapat kita saksikan setiap hari di dunia manapun. Justru seorang ibu yang tidak dapat melaksanakan tugas itu akan dianggap salah oleh masyarakat kecuali ibu itu sakit atau karena satu dan lain hal tidak dapat menyusui anaknya.
Kasih sayang itu tampak sekali bila seorang ibu sedang menyusui atau menggendong bayinya itu diajak bercakap-cakap. Ditimang-timang, dinyanyikan, meskipun bayi itu tak tahu apa arti dari kata-kata lagu dan sebagainya.
Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu keadaan abstrak yagn sulit untuk dicapai, sebetulnya masih ada banyak jalan untuk menemukan kebahagiaan. Memang sering kali manusia tidak dapat lolos dari kesulitan-kesulitan, namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga maka setidak-tidaknya kita mempunyai suatu tempat damai dan teduh di tengah kemelutnya persoalan hidup.
Kalau kita membahas tentang kasih sayang pada umumnya kita telah membicarakan tentang kemesraan. Karena kemesraan itu pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang paling dalam, begitu juga dengan kasih sayang yang sudah berkelanjutan dapat menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan, karena kemesraan juga merupakan bagian hidup manusia.

3.3. Ruang Lingkup Kasih Sayang
Ruang lingkup kasih sayang ini dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan :
Islam menghendaki agar kasih sayang dan sifat belas kasih dikembangkan secara wajar. Jika diperinci maka ruang lingkup kasih sayang ini dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan :
a. Kasih sayang dalam lingkungan keluarga, kasih orang tua kepada anak, kasih suami kepada istrinya, kasih antara orang yang bersaudara dan berkeluarga.
b. Kasih sayang dalam lingkungan tetangga dan kampung
Suatu pertalian kasih sayang yang timbul dan tumbuh karena hidup bersama dalam suatu lingkungan tetangga dan kampung.
c. Kasih sayang dalam lingkungan bangsa
Perasaan kasih sayang dan simpati yang timbul akibat persamaan rumpun, suku bangsa, rasa senasib dalam perjuangan yang menyangkut kenegaraan.
d. Kasih sayang dalam lingkungan keagamaan
Mencintai dan mengasihi sesama orang yang seagama karena memandang saudara dalam akidah dan keyakinan.
e. Kasih sayang dalam bentuk perikemanusiaan
Mencintai sesama manusia atas dasar pengertian bahwa manusia adalah sama-sama berasal dari satu keturunan, asalnya satu bapak dan satu ibu.
f. Kasih sayang kepada sesame makhluk (universal)
Misalnya saling mengasihi, mengasihi hewan dan tumbuh-tumbuhan.

3.4. Makna Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
1. Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diterangkan pada kegiatan belajar.
2. Cinta philia ialah cinta kepada ayah ibu (orang tua) dan saudara.
3. Cinta eros/amor ialah cinta antara pria dan wanita.
Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Disamping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.
Cinta sesama ini diberikan istilah “belas kasihan” untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria wanita, cinta kepada Tuhan. Dalam cinta sesama ini dipergunakan istilah belas kasihan, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya, cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti yang luas. Mungkin tua, tua dan sakit-sakitan, yatim, yatim-piatu, penyakit yang dideritanya, dan sebagainya. Dari surat Al-Qalam ayat 4, maka manusa menaruh belas kasihan kepada orang lain, karena belas kasihan adalah perbuatan orang yang berbudi. Sedangkan orang yang berbudi sangat dipujikan oleh Allah SWT.
Perbuatan atau sifat yang menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak. Manusia mempunyai potensi untuk belas kasihan. Misalnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang itu berbudi dan terpujilah oleh Allah SWT.
Dalam esay “On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”. Belas kasihan yang kita limpahkan benar-benar keluarg dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti tidak ikhlas berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
Dalam esay itu pula dijelaskan bahwa orang yang menaruh belas kasihan dan yang ditumpahi belas kasihan ada kebersamaan yang mendasar, maksudnya yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelaskasihi.

3.5. Cara-cara menumpahkan belas kasihan
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihi dan banyak cara kita menumpahkan rasa belas kasihan. Yang perlu kita kasihi antara lain : yatim-piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit di rumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir batin dan umumnya kurang tangan yang menjulur memberikan belas kasihan.
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
Belas kasih terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama. Bahwa kita wajib mencintai sesama berarti orang itu berbudi. Berbudi perbuatan yang dipuji oleh Allah SWT. (surat Al-Qalam : 4).
Cara orang menumpahkan rasa belas kasihan bermacam-macam sesuai dengan siapa yang dibelaskasihani dan bergantung kepada situasi dan kondisi.

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun adapula kelahiran anak tidak diharapkan. Namun hal itu termasuk perkecualian, kelahiran anak yang tidak diharapkan umumnya bukan lahir karena hasil kasih sayang.
Kasih sayang yang berkelebihan cenderung merupakan pemanjaan, pemanjaan anak berakibat kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh dan tidak menghormati orang tua.
Di dalam kasih sayang adanya istilah kemesraan, karena kemesraan pada umumnya merupakan perwujudan kasih sayang yang paling dalam.

4.2. Saran
Cinta kasih ini perlu diajarkan kepada anak-anak karena cinta kasih dan kepedulian adalah kebutuhan emosional dan psikologis yang vital. Kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, manusia tak dapat hidup dengan berarti, sejahtera, dan bahagia.

DAFTAR PUSTAKA


Hoegiono Drs., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang Press, 1990.

Hartono Drs., dkk. Ilmu Budaya Dasar, Untuk Pegangan Mahasiswa, Cv. Pelangi, Surabaya, 1986.

Munandar Soelaeman M., Ilmu Budaya Dasar, Sastra Pengantar, PT. ERESCO, Bandung, 1987.

Suyadi. M.P., Drs., Ilmu Budaya Dasar, Modul 1-3, Unika, Jakarta, 1985.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar