safarila.blogspot.com

WELCOME TO MY BLOG

SAFARILA.BLOGSPOT.COM
` Education
` Entertainment
- Tourism
` Culinary
` Knowledge of other General

Total Tayangan Halaman

Label


Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lihat Kartu Ucapan Lainnya (KapanLagi.com)

Lee Min Ho, dkk

Lee Min Ho, dkk
Boys Before Flowers

Sabtu, 23 April 2011

BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk-produk industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari. Bahan kimia yang telah diketahui manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat, kegunaan, dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari.






















BAB II
BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN


A. Bahan Kimia Yang Ada Di Rumah
Suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Bahan kimia yang yang ada di rumah adalah :
1. Bahan Kimia Pembersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya sabun dan deterjen. Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan tetap berada dalam larutan.
Beberapa jenis deterjen sukar diuraikan oleh pengurai. Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian deterjen yang tidak selektif adalah :
a. Rusaknya keindahan lingkungan perairan;
b. Terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan
c. Merugikan kesehatan manusia.
2. Pemutih Pakaian
Larutan pemutih yang dijual di pasaran biasanya mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Selain dengan noda, zat ini juga bisa bereaksi dengan zat warna pakaian sehingga dapat memudarkan warna pakaian. Oleh karena itu, pemakaian pemutih ini harus sesuai petunjuk.
3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia lain yang erat kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahan pewangi alami yang sudah kita kenal di antaranya diperoleh dasri daun kayu putih, kulit kayu manis, batang kayu cendana, bunga kenanga, bunga melati, dan buah pala).
Di antara zat-zat tambahan yang dapat berfungsi sebagai propelan tertentu jika lepas ke udara kemudian masuk ke atmosfer bagian atas akan merusak lapisan ozon (suatu lapisan di udara bagian atas yang melindungi manusia dari sinar-sinar berenergi tinggi, seperti sinar ultra violet). Untuk itu. kita harus selektif ketika membeli produk berupa parfum, jangan sampai mengandung bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan.
4. Pestisida
Bahan kimia jenis pestisida erat sekali dengan kehidupan para petani. Pestisida merupakan pembasmi hama yang ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan nematoda cacing. Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu :
a. Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang, kepik, wereng, dan ulat. Contoh insektisida adalah basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. Disamping kanan merupakan contoh produk insektisidas untuk memberantas nyamuk.
b. Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan jamur atau cendawan. Beberapa contoh fungisida adalah tembaga oksiklorida. Tembaga (I) oksida, karbendazin, organomerkuri, dan natrium dikromat.
c. Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh dari bakterisida adalah tetramycin, sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk.
d. Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat, seperti tikus. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan.
e. Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing (nematoda). Contoh dari pestisida jenis ini adalah DD, vapam, dan dazomet.
f. Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari herbisida adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.
Beberapa dampak negatif yang dapat timbul akibat penggunaan pestisida, diantaranya :
a. Terjadinya pengumpulan pestisida (akumulasi) dalam tubuh manusia karena beberapa jenis pestisida sukar terurai.
b. Munculnya hama spesies baru yang lebih tahan terhadap takaran pestisida. Oleh karena itu, diperlukan dosisi pemakaian pestisida yang lebih tinggi atau pestisida lain yang lebih kuat daya basminya.

B. Zat Aditif Makanan
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan citra rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain sebagainya.
Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat :
• Memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
• Membuat makanan tampak lebih menarik;
• Meningkatkan cita rasa makanan; dan
• Membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.
Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
• Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;
• Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat.
1. Zat Pewarna
Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah :
a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti warna cokelat dari buah cokelat. Warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel.
b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu.
2. Zat Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi.
b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Orang-orang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes mellitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam, dan dulsin. Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
3. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah zat-zat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/jamur. Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
a. Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
b. Zat pengawet sintetik atau buatan, merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet.
Boraks hanya boleh digunakan untuk industri non pangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, diantaranya :
a. Gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
b. Gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
c. Terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
d. Menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3-6 gram.
4. Zat Penyedap Cita Rasa
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa dari hasil sintesis :
a. Oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
b. Etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. Amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d. Amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan dimana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya. Jika kita mendefinisikan zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut.

C. Zat Adiktif dan Psikotropika
Bahan-bahan kimia tidak hanya menyangkut bahan-bahan kimia yang ada di rumah tangga, seperti pemutih, pembersih, dan zat-zat aditif makanan, tetapi juga zat-zat yang dapat menimbulkan pengaruh negatif atau efek samping bagi kesehatan jika pemakaiannya disalahgunakan. Bahan kimia dimaksud disini adalah kelompok zat kimia yang tergolong ke dalam zat adiktif dan psikotropika.
1. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence).
Narkotika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan resiko ketergantungannya terbagi dalam 3 golongan, yaitu :
• Golongan I, narkotika hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi serta memiliki potensi sangat tinggi untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Golongan II, narkotika untuk pengobatan yang digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat untuk mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Golongan III, narkotika untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Ganja dipakai dalam bentuk rokok lintingan, campuran tembakau, dan damar ganja. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, nafas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau). Pemakaian dosis morfin yang berlebihan dapat menyebabkan kematian. Heroin merupakan senyawa turunan (hasil sintesis) dari morfin yang dikenal dengan sebutan putau. Gambar disamping merupakan biji opium.
c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca).
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantul, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat.
e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan resiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), resiko kena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Berdasarkan kandungan alkoholnya, minuman keras dikelompokkan menjadi golongan :
1) A, berkadar etanol 1-5%
2) B, berkadar etanol 5-20%
3) C, berkadar etanol 20-50%
Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Psikotropika menurut tujuan penggunaan dan tingkatan resiko ketergantungannya terbagi dalam 4 golongan, yaitu :
• Golongan I, psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Golongan II, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan dapat digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Golongan III, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan banyak digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
• Golongan IV, psikotropika yang berkhasiat sebagai obat dan sangat luas digunakan dalam terapi dan tujuan ilmu pengetahuan serta memiliki potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada).
b. Amfetamin
Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi zat psikotropika seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut : lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung).
3. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Dampak negatif pemakaian zat adiktif dan psikotropika pada diri sendiri, yaitu rusaknya sel saraf, menimbulkan ketergantungan, perubahan tingkah laku, dan menimbulkan penyakit (jantung, radang lambung, dan hati, merusak pankreas, dan beresiko mengidap HIV positif).
1. Peran Anggota Keluarga
Saling menjaga agar jangan sampai ada anggota keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan zat-zat tersebut.
2. Peran Anggota Masyarakat
Perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat tinggal.
3. Peran Sekolah
Sekolah perlu memberikan sanksi yang mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.
4. Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.
BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, penulis dapat menyimpulkan :
1. Berdasarkan fungsinya, bahan-bahan kimia yang ada di rumah dapat kita kelompokkanm diantaranya menjadi bahan pembersih, pemutih, pewangi, dan pembasmi hama. Selain itu, terdapat pula kelompok bahan kimia lain, yaitu zat aditif makanan seperti pewarna, penyedap, pemanis, dan pengawet.
2. Berdasarkan sumbernya, zat aditif ada yang alami ada juga yang sintetik. Bahan kimia yang dipergunakan hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan dalam bidang kesehatan, yaitu kelompok bahan kimia yang disebut zat adiktif dan psikotropika.
3. Zat adiktif dan psikotropika harus dipergunakan sesuai dengan aturan. Jika tidak, akan memberikan dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sosial sekitarnya.

B. Saran
1. Untuk Siswa Sekolah
Jangan pernah mencoba-coba berurusan dengan yang namanya zat adiktif dan psikotropika. Sekali saja kita mencoba, pasti akan ketagihan dan hal tersebut berdampak buruk untuk hidup kita sendiri dan dapat mengakibatkan kematian.
2. Untuk Tenaga Pendidik
Siswa diberi pengetahuan lebih tentang zat adiktif dan psikotropika mengenai dampak buruknya dan kerugian yang diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar