A. Adab (Tata Krama) Berhias
Pada hakikatnya Islam mencintai keindahan selama keindahan tersebut masih berada dalam batas yang wajar dan tidak bertentangan dengan norma-norma agama. Beberapa ketentuan agama dalam masalah perhiasan ini antara lain sebagai berikut:
1. Laki-laki dilarang memakai cincin emas, sebagaimana larangan yang ditunjukan oleh Rasulullah SAW, terhadap Ali RA.
2. Jangan bertato dan mengikir gigi
Mengikir gigi ialah memendekan dan merapikan gigi (pangkur dalam bahasa Jawa). Mengikir gigi banyak dilakukan oleh kaum perempuan dengan maksud agar tampak rapi dan cantik. Dalam menyikapi hal ini, Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ رَسُلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اْلوَشِمَةَ وَاْلمُسْتَوْشِمَةَ وَاْلوَاشِرَةَ وَاْلمُسْتَوْشِرَةَ (رواه الطبرانى)
“Rasulullah SAW melaknat perempuan yang menatu dan minta ditatu, yang mengikir dam yang minta dikikir giginya.” (HR Thabrani).
3. Jangan menipiskan alis
Menipiskan alis banyak dilakukan oleh kaum perempuan agar tampak lebih cantik
Dalam sebuah Hadits diriwayatkan:
لَعَنْ رَسُلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم النَّاصِمَةَ وَاْلمُتَنَصِّمَةَ (رواه ابوداود)
“Rasulullah SAW melaknat perempuan-perempuan yang mencukur alisnya dan meminta dicukur alisnya.” (HR Abu Dawud)
4. Jangan menyambung rambut
Rasulullah bersabda:
لَعَنْ رَسُلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اْلوَاصِلَةَ وَاْلمُسْتَوْ صِلَةَ (رواه البخارى)
“Allah melaknat perempuan-perempuan yang menyambung rambutnya dan yang meminta disambung rambutnya.” (HR. Bukhari)
5. Jangan berlebih-lebihan dalam berhias
Yang dimaksud berlebih-lebihan ialah melewati batas yang wajar dalam menikmati yang halal. Berhias secara berlebih-lebihan cenderung kepada sikap sombong dan bermegah-megahan yang amat tercela dalam Islam. Setiap muslim dan muslimat harus dapat menjauhkan diri dari hal-hal yang menyebabkan kesombongan, baik dalam berpakaian maupun berhias dalam bentuk lain.
Memoles wajah dengan bahan (make up) terlampau banyak, mengenakan perhiasan emas pada leher, kedua tangan dan kedua kaki termasuk berlebih-lebihan.
Islam memperbolehkan umatnya berhias secara wajar, tidak berlebih-lebihan yang cenderung kepada sikap sombong dan pamer.
B. Adab (Tata Krama) Bertamu
1. Jangan bertamu pada tiga waktu aurat
Allah SWT berfirman:
يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ أمَنُوْالِيَسْتَأْذِ نَكُمُ الَّذِيْنَ مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ وَالَّذِيْنَ لَمْ يَبْلُغُوْا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَثَ مَرَّاتٍ قلى مِنْ قَبْلِ صَلوةِ اْلفَجْرِ وَحِيْنَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيْرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلوةِ اْلعِشآءِ قلى طَوَّافُوْنَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ قلى كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمُ اْلأيتِ قلى وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ (النور: 58)
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lekaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari, dan sesudah sembahyang isya, (itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nuur: 58)
Bertamu pada tiga waktu aurat (sebelum subuh, sesudah dhuhur, dan sesudah isya), termasuk perkara yang dicela dalam Islam dan harus dijauhi, kecuali terpaksa (karena ada urusan yang sangat penting.
2. Cara bertamu yang baik
Cara bertamu yang baik menurut Islam antara lain sebagai berikut:
a. Berpakaian yang rapi dan pantas
Bertamu dengan memakai pakaian pantas berarti menghormati tuan rumah dan dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah, demikian pula sebaliknya.
Allah SWT berfirman:
اِنْاَحْسَنَتُمْ أَحْسَنْتُمْ لأَِ نْفُسِكُمْ وَاِنْ أَسَأْ تُمْ فَلَهَا ... (الاسراء:7)
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka (kejahatan0 itu bagi dirimu sendiri ….” (QS. Al Israa:7)
b. Memberi isyarat dan dalam ketika datang
Allah SWT berfirman:
يأَيُّهَاالَّذِيْنَ أمَنُوْالاَتَدْ خُلُوْا بُيُوْ تًا غيْرَ بُيُوْتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْ نِسُوْا وَتُسَلِّمُوْاعَلَىأهْلِهَا ط ذلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (النور: 27)
“Wahai orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu supaya kamu selalu ingat.” (QS. An-Nuur: 27)
c. Jangan mengintip ke dalam rumah
d. Minta izin masuk sebanyak-banyaknya 3 kali, apabila sudah mengetuk pintu atau membaca salam tiga kali tidak ada tanggapan dari tuan rumah, harus kembali pulang
e. Memperkenalkan diri secara jelas, baik nama, Alamat (terlebih bila bertamu pada malam hari
f. Tamu lelaki dilarang masuk ke dalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita
Rasulullah SAW bersabda:
اَيَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ اِلاَّ وَمَعَهَا ذُوْ مَحْرَمٍ وَلاَ تُسَافِرُ اْلمَرْاَةُ اِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ (رواه البخارى و مسلم)
“Janganlah seorang laki-laki bersepi-sepi bersama perempuan kecuali ia (perempuan tersebut) bersama mahramnya. Jangan pula seorang perempuan berpergian kecuali apabila ia bersama mahramnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
g. Masuk dan duduk dengan sopan
Setelah tuan rumah mempersilahkan masuk, hendaklah tamu masuk rumah dan duduk dengan sopan di tempat yang telah disediakan. Tamu hendaknya membatasi diri, tidak memandang ke mana-mana secara bebas. Pandangan yang tidak dibatasi (terutama bagi tamu asing) dapat menimbulkan kecurigaan bagi tuan rumah. Tamu dapat dinilai sebagai orang yang tidak sopan, bahkan dapat dikira sebagai orang jahat yang mencari-cari kesempatan.
h. Menerima jamuan tuan rumah dengan senang hati
Apabila tuan rumah memberi jamuan, hendaknya tamu menerima jamuan tersebut dengan senang hati, tidak menampakan sikap tidak senang terhadap jamuan tersebut. Jika sekiranya tidak suka dengan jamuan tersebut, sebaiknya berkata terus terang bahwa dirinya tidak terbiasa menikmati makanan dan minuman seperti itu.
C. AdabMenerimaTamu
1. Berpakaian yang pantas untuk menghormati tamu dan diri sendiri
2. Menerima tamu dengan sikap yang baik, sikap bersahabat, jangan sekali-kali memalingkan muka darinya
3. Menjamu tamu sesuai kemampuannya, tidak mengada-ada yang dapat menyusahkan diri sendiri
4. Kewajiban menerima tamu adalah sehari – semalam. Selebihnya adalah sedekah bagi tuan rumah
5. Antarkan tamu (saat pulang) sampai pintu halaman rumah
6. Wanita yang berada di rumah sendirian dilarang menerima tamu laki-laki masuk ke dalam rumahnya tanpa ada izin sebelumnya dari suami (kecuali masih mahramnya)
7. Bagi suami pun hendaknya bersikap hati-hati agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
safarila.blogspot.com
WELCOME TO MY BLOG
SAFARILA.BLOGSPOT.COM
` Education
` Entertainment
- Tourism
` Culinary
` Knowledge of other General
Tidak ada komentar:
Posting Komentar